Jumat, 04 Desember 2015

Dterminasi part 3 : Gigi Premolar 1 atau 2 rahang atas? Kanan atau kiri?

Assalamualaikum wr. wb.
Disini saya posting tentang cara singkat determinasi gigi p1 p2 rahang atas dan regio kanan atau kiri?
Semoga bermanfaat,,,,
Kalau ada kritik dan saran wa 085730141486
Misal:
Jika ada gigi P,
1. Tentukan itu P atas apa P bwah.
Cara: P atas itu jika dliat dr proksimal, tonjol giginya hampir sama tinggi, sedangkan p bawah tonjolnya ada yg tinggi dan pendek (tidak sama tinggi)
2. Jika ternyta giginya P atas, berarti kita nentukan p1 apa p2.
Cara: jika akarnya dua itu pasti p1, tetapi jika akarnya 1 itu bisa saja p1 atau p2. Jika akarnya 1, liat di bagian mesial ada cekungan (fosa canina) apa tidak, cekungan tersebut berasal dari oklusal bagian mesial yang terus menembus marginal (tepi) sampai ke akar. Jika terdapat cekungan (gambar 1), berarti p1 dan jika tidak ada berarti p2.



3. Jika itu gigi p1, untuk bedakan kanan kiri
cara: diliat dari aspek bukal, dicari lereng (tanjakan) mana yang lebih panjang, jika sudah ditemukan mana yg lebih panjang maka lereng yg panjang tsb merupakan mesial, lalu tentukan gigi tsb kanan atau kiri

4. Jika gigi p2, menentukn kanan kiri,
cara: KEBALIKAN P1 RA, berarti dicari lereng paling pendek it merupakan lereng mesial.

Selasa, 24 Februari 2015

Determinasi Gigi 11 12 21 22

Determinasi Gigi 11 12 21 22 (Insisiv satu dan dua kanan kiri)
(Kritik dan saran wa 085730141486)
Pertama harus mengetahui perbedaan I1 dan I2
1. I1 mahkota lebih besar daripada I2 (mahkota I2 lebih seperti persegi simetris)
2. I2 akar lebih berkelok ke distal sedangkan I1 lurus





Perbedaan 11 12 21 22 yang harus diingat itu adalah prinsip, 11 12 21 22 itu prinsipnya sama
1. Kesejajaran mahkota akar dilihat, jika kesejajaran mahkota-akar lurus maka berada di mesial.  
2. Dilihat dari ujung cups, ujung cups membulat maka berada di distal. Jika tidak membulat, maka itu mesial.
Lihat gambar!



Rabu, 22 Oktober 2014

PRAKTIKUM KEDOKTERAN GIGI KLINIK

PRAKTIKUM KEDOKTERAN GIGI KLINIK 
Instruktur: Drg. Diska Mawar 



 Disusun oleh: 
HASNATUL MAWADDAH 
10612045 
Sub Kelompok: B1



PENDIDIKAN KEDOKTERAN GIGI
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA 
KEDIRI 
2014

1. Hubungan Alergi Makanan dalam Kedokteran Gigi
Salah satu pemeriksaan subjektif adalah menanyakan kepada pasien tentang apakah pasien alergi terhadap makanan. Pemeriksaan tersebut bertujuan untuk memudahkan dokter gigi dalam pemilihan bahan restorasi ZOE, dimana salah satunya mengandung minyak eugenol. Senyawa ini dipakai dalam industri parfum, penyedap, minyak atsiri, dan farmasi sebagai penyuci hama dan pembius lokal. Ia juga menjadi komponen utama dalam rokok kretek. Dalam industri, eugenol dapat dipakai untuk membuat vanilin. Campuran eugenol dengan seng oksida (ZnO) dipakai dalam kedokteran gigi untuk aplikasi restorasi (Anonim, 2009). Individu-individu tertentu melaporkan terjadinya alergi terhadap minyak cengkeh (eugenol). Alergi yang muncul mencakup anafilaksis atau reaksi alergi yang parah. Gejala reaksi alergi umumnya mencakup sesak napas, ruam, dan gatal-gatal. Untuk sebagian orang, alergi bisa terjadi saat minyak cengkeh dioleskan ke kulit atau saat digunakan saat melakukan prosedur tumpatan gigi (Anonim, 2014).

 2. Pemeriksaan Fasial, TMJ, Neuromuscular, dan Tulang Rahang

1. Kepala, wajah, leher
Pemeriksaan visual daerah wajah dan leher dilihat dari depan. Perhatikan apakah ada tonjolan, cacat, bercak di kulit, tahi lalat, asimetri wajah yang berlebihan (sebagian besar wajah memang sedikit asimetris) ataupun palsi (Birnbaum, 2009). Untuk memeriksa daerah leher, mintalah pasien mengangkat dagunya ke atas sehingga daerah leher akan terlihat. Dalam posisi kepala seperti ini, setiap pembengkakan atau keabnormalan lain akan terlihat jelas. Perhatikan saat pasien menelan, pembengkakan pada kelenjar tiroid akan bergerak pada saat menelan (Birnbaum, 2009). Dengan posisi yang sama, pasien memutar kepala ke kiri, lalu ke kanan untuk memeriksa region submandibula sisi kiri dan kanan. Bila pasien tidak terlalu gemuk, biasanya pembengkakan kelenjar sublingual, nodus limfatik, dan kelenjar submandibula akan terlihat (Birnbaum, 2009).

 2. Temporo Mandibula Joint (TMJ)
 Periksa antara lain (Birnbaum, 2009):
 - Luas pergerakan
 - Nyeri tekan
 - Suara
 - Locking
 - Nyeri tekan otot
 - Bruksisme
 - Rasa sakit daerah kepala/leher
 - Oklusi

Luas pergerakan 
Ukur pembukaan rahang maksimal yang bebas dari rasa sakit, kemudian ukur pembukaan maksimal yang dapat dilakukan, di tepi insisal gigi insisif tengah. Tentukan apakah keterbatasan pembukaan rahang disebabkan oleh rasa sakit ataukah karena ada obstruksi fisik. Kemudian amati, apakah ada penyimpangan lateral (Birnbaum, 2009).
Catatan:
• Penyimpangan lateral yang terjadi pada saat pembukaan rahang pada umunya bergerak kea rah daerah yang terlibat (misalnya, daerah yang terasa sakit).interinsisal maksimal yang normal adalah 35 mm (wanita), 40 mm (pria) (ukurannya sekitar dua jari pasien)
• Nilai terendah untuk pembukaan
• Trismus adalah ketidakmapuan pasien untuk membuka mulutnya.

Nyeri tekan pada TMJ 
Gunakan palpasi bimanual dengan cara menekanbagian lateral sendi. Gerakan ini diikuti dengan palpasi intraaurikular dengan cara meletakkan jari kelingking ke dalam meatus akustikus eksterna dan menekannya perlahan kea rah depan (Birnbaum, 2009).

Suara TMJ 
Suara klik disebabkan oleh suara pergerakan relative yang tiba-tiba menuju kondilus. Bunyi klik tersebut dapat terjadi lebih awal (misalnya diawal pembukaan rahang), lebih lambat (menunjukkan pergeseran diskus yang lebih berat dan sering kali suaranya lebih keras), bolak-balik (saat membuka dan menutup), tunggal, ganda (pada diskus yang tidak stabil atau mengalami perforasi), keras, lembut, sakit atau tidak sakit, dan dapat disertai krepitasi (Birnbaum, 2009). Krepitasi adalah suara menggerus yang lama dan terus menerus. Krepitasi terjadi bersamaan dengan penyakit degenerasi dan inflamasi akut (misalnya, setelah terjadi suatu trauma) (Birnbaum, 2009).

TMJ yang terkunci 
TMJ dapat terkunci karena malposisi atau penyimpangan pada diskus, sehingga menyebabkan rotasi pada kondilus, tetapi tidak terjadi translasi. Rahang dapat dibuka sampai selebar 20 mm dan kemudian “terkunci”. Kadang-kadang rahang dapat dibuka, tetapi sulit ditutup kembali (Birnbaum, 2009).

TMJ yang mengalami dislokasi 
Kondilus yang mengalami dislokasi (tergelincir) melampaui eminentia artikularis. Keadaan ini dapat terjadi akibat trauma (misalnya, setelah ekstraksi gigi disertai komplikasi), atau yang lebih jarang yaitu gerakan menguap (Birnbaum, 2009).

3. Neuromuscular
Periksa bila ada nyeri tekan: Perlekatan otot pada tulang perlu diperiksa.
Badan otot biasanya tidak nyeri.
Masetter: berasal dari dua pertiga anterior zigomatikus dan masuk ke dalam bagian luar sudut mandibula. Lakukan palpasi bimanual, dengan menggunakan satu jari dari satu tangan intraoral dan jari telunuk serta jari tengah dari tangan yang lain dari pipi pasien. Lakukan palpasi pada asal perlekatan otot dan insersinya (Birnbaum, 2009).
Temporalis: berasal dari garis superior dan inferior temporalis di atas telingan dan masuk ke dalam prosesus koronoideus serta tepi anterior ramus asenden. Lakukan palpasi ekstraoral pada awal otot dan intraoral pada insersinya (Birnbaum, 2009).
Pterigoideus lateral dan medial: palpasi terhaap otot ini tidak dapat dilakukan dan dijangkau (Iman, 2008).

4. Tulang rahang Kelainan tumbuh kembang rahang (Bakar, 2002)
a. Torus
Torus merupakan pembengkakan pada rahang yang menonjol pada mukosa mulut yang tidak berbahaya dan disebabkan oleh pembentukan oleh tulang normal yang berlebihan, tampak radiopak, dan dapat terjadi pada beberapa tempat dari tulang rahang. Umumnya kelainan tidak membutuhkan perawatan kecuali jika menganggu pemakaian gigi tiruan dan bicara.
b. Mikrognasia
Umumnya dipakai untuk mandibula yang kecil, tetapi juga terjadi pada maksila. Kelainan bersifat congenital , seperti yang ditemukan pada berbagai sindrom, dapat pula terjadi setelah lahir (akibat trauma, infeksi, dll).
c. Makrognasi
Makrognasia adalah rahang yang besar. Keadaan ini dapat bersifat congenital, dan dapat dikoreksi dengan tindakan bedah.

 3. Malposisi Gigi
Istilah untuk menyatakan penyimpangan posisi (malposisi) gigi individual.
 Untuk mendiagnosis malposisi suatu gigi hams memperhatikan hal-hal berikut (Sulandjari, 2008) :
1. Hubungan gigi tersebut dengan gigi lainnya pada rahang yang sama.
2. Hubungan gigi tersebut dengan gigi lainnya pada rahang yang berbeda.
3. Posisi gigi tersebut terhadap gigi sejenis pada rahang yang sama.
4. Posisi sumbu atau aksis gigi terhadap sumbu tulang alveolar.

Dengan memperhatikan keadaan-keadaan berikut, malposisi gigi dapat didiagnosis sebagai berikut (Sulandjari, 2008):
a. Elongasi atau ekstrusi atau supraversi atau supraoklusi, yaitu keadaan di mana gigi lebih tinggi dari garis oklusi.
b. Depresi atau intrusi atau infraversi atau infraoklusi, yaitu keadaan di mana gigi lebih rendah atau tidak mencapai bidang oklusi.
c. Transversi, yaitu posisi gigi berpindah dari kedudukan normal. Macam-macam transversi:
1. Mesioversi : gigi lebih ke mesial dari normal.
2. Distoversi : gigi lebih ke distal dari normal.
3. Bukoversi : gigi lebih ke bukal dari normal.
4. Palatoversi : gigi lebih ke palatinal dari normal.
5. Linguoversi : gigi lebih ke lingual dari normal.
6. Labioversi : gigi lebih ke labial dari normal.
7. Transposisi : gigi berpindah posisi erupsinya di daerah gigi lainnya.
    Contoh : gigi kaninus erupsi di sebelah distal premolar pertama, dan gigi premolar pertama erupsi di sebelah distal insisivus later posisi gigi kaninus dan premolar pertama bertukar tempat. Dengan demikian dikatakan bahwa gigi kaninus dan premolar pertama mengalami transposisi.
8. Aksiversi : gigi seakan berpindah, tapi ujung sumbunya pada akar tetap.
Torsiversi : gigi berputar terhadap sumbunya, tapi kedua ujung sumbu tidak berubah.
Untuk keadaan ini harus dilihat : sisi mana dan ke arah mana gigi tersebut berputar.
Contoh :
 - Mesiolabio torsiversi, artinya tepi atau sisi mesial berputar ke arah labial.
 - Distopalato torsiversi, artinya tepi atau sisi distal berputar ke arah palatinal.

Catatan :
- Aksiversi tidak sama dengan torsiversi.
Contoh :
- Mesiolabioversi, artinya posisi gigi di sebelah mesiolabial (berada lebih mesial dan labial dari posisi normalnya)
- Mesiolabio torsiversi, artinya posisi gigi pada tempatnya , tapi sisi mesial berputar ke arah labial



SUMBER:
Anonym, 2009. Analisa Total Minyak Atsiri. www.chem-is-try.com
----------, 2014. Tips Aman Herbal: 5 Efek Samping Minyak Cengkeh. http://www.amazine.co
Bakar, A. 2012. Kedokteran Gigi Klinis. Yogyakarta: Quantum Sinergis Media.
Birnbaum, W, dan Dunne, S. 2009. Diagnosis Kelainan dalam Mulut. Jakarta: EGC.
Sulandjari, H. 2008. Buku Ajar Ortodonti I. Yogyakarta: UGM.

Sabtu, 11 Oktober 2014

Determinasi Gigi Part.1 (Atas bawah)

oke dimulai! Assalamualaikum wr. wrb.... setelah lama tidak posting akhirnya bisa posting juga dan sharing kepada teman-teman kedokteran gigi tentang perbedaan antara gigi atas dan bawah. jangan belajar dari phantom gigi, belajar langsung dari elemen gigi asli biar mudah dan anatominya jelas. dan sebelumnya teman-teman harus mengerti tentang istilah mesial, distal, lingual, labial, bukal, palatal, cups, maxila, mandibula dll ya....
a. perbedaan gigi insisiv atas dan bawah:
instruksi:

ralat: mesio-distal

atas: 1. dilihat dari labial, lebar cups mesio-distal lebih lebar daripada lebar servical line. 2.dilihat dari akar: akar insisiv atas lebih membulat dan bervolume. 3.dilihat dari palatal/lingual: cingulum insisiv atas sangat jelas lekukannya
bawah: 1. dilihat dari labial, lebar cups mesio-distal hampir sama daripada lebar servical line. 2.dilihat dari akar: akar insisiv bawah lebih pipih dan runcing. 3.dilihat dari palatal/lingual: cingulum insisiv bawah samar/tidak terlihat.

b. perbedaan gigi caninus atas dan bawah:
instruksi:

atas: 1.dilihat dari labial: jika ditarik garis imajiner antara ujung cups-servical dengan mesio-distal berbentuk "plus" (+). 2.dilihat dari akar: akar caninus atas lebih membulat dan bervolume. 3.dilihat dari palatal/lingual: cingulum caninus atas sangat jelas lekukannya
bawah: 1.dilihat dari labial: jika ditarik garis imajiner antara ujung cups-servical dengan mesio-distal berbentuk "salib". 2.dilihat dari akar: akar caninus bawah lebih pipih dan runcing. 3.dilihat dari palatal/lingual: cingulum caninus bawah samar/tidak terlihat.

c. perbedaan gigi premolar atas dan bawah:
instruksi:



atas: 1. dilihat dari akar: jumlah akar dua atau satu. 2.dilihat dari oklusal: premolar atas berbentuk boneka tersenyum dengan segi panjang membulat. 3.dilihat dari mesial/distal: ujung cups tinggi (cups bukal hampir sama tinggi dengan cups palatal) dan runcing.
bawah: 1.dilihat dari akar: jumlah akar satu. 2.dilihat dari oklusal: premolar bawah berbentuk anjing "bull dog" lebih membulat. 3.dilihat dari mesial/distal: ujung cups kecil (cups bukal lebih tinggi daripada cups lingual) dan membulat.
d. perbedaan gigi molar atas dan bawah (kecuali M3) atas: jumlah akar 3, dilihat dari oklusal membentuk jajargenjang bawah: jumlah akar 2, dilihat dari oklusal membentuk persegi terimakasih mungkin ini sedikit penjelasan tentang perbedaan gigi rahang atas dan bawah. InsyaAllah postingan selanjutnya tentang perbedaan gigi insisiv 1 dan 2 atas, perbedaan insisiv 1 kanan kiri rahang atas, dan perbdaan insisiv 2 kanan kiri rahang atas.
kritik dan saran wa: 085730141486
semoga bermanfaat dan lulus Skill lab Dental Anatomi.
Wasslamualaikum wr. wb.

DETERMINASI GIGI

Banyak niat buat nulis tentang determinasi gigi, tapi waktunya belum ada. kenapa pngen nulis? cz pas mau ujian nyari2 di google gak ada yg posting tentang perbedan gigi geligi atas bawah n kanan kiri. jadi klo pengen tanya-tanya tips jitu, sms aja ya... 085730141486
tunggu postingan berikutnya yaaa

Kamis, 22 Mei 2014

Teknik Anamnesa pada Anak


Makalah Kedokteran Gigi tentang Blok Komunikasi
Leave your comment please
http://www.4shared.com/file/tLPmxwhY/Teknik_Anamnesa_pada_Anak.html?

Peran Konsep Diri dalam Komunikasi

Makalah ini mungkin dapat membantu dalam pembuatan makalah Blok Komunikasi Kedokteran Gigi...
Leave your comment^^
http://www.4shared.com/rar/6r9qxviI/Peran_Konsep_Diri_dalam_Komuni.html?